Jumat, 12 Agustus 2016

Hal yang tidak biasa

Sore ini awan biru menyapa setibanya saya dan mas di lantai 2 rumah makan itu. angin laut semilir sejuk membelai jilbab coklat saya.. dari atas sini bisa terlihat aktivitas para nelayan pesisir dan anak muda yang sedang berlatih dayung sembari bercanda bersama teman temanya. begitu tenang kota ini untuk di tinggali, suasana sore dengan langit yang cerah, pemandangan laut yang indah, dan yang paling special adalah bersama Mas.

obrolan sore memang sangat membahagiakan. jarang sekali kita berdua menikmatinya karena kesibukan masing-masing. memang pertemuan kita jarang terjadi karena jadwal pekerjaan yang tidak bersahabat. tetapi satu yang patut saya banggakan, komunikasi kita selalu lancar sesibuk apapun pekerjaan kita. untuk hal yang satu ini memang Mas bisa saya andalkan. dia adalah sosok yang telaten menghadapi perempuan seperti saya ini, yang cenderung cuek. Mas selalu menyempatkan dirinya untuk mengirim sms walau saya kadang lambat membalasnya, menelpon untuk memastikan apakah saya sudah melaksanakan kewajiban saya. mengirimkan kalimat semangat di pagi hari, dan menelpon untuk sekedar mengucapkan selamat tidur. dia benar benar selalu ada untuk saya.


***

"mbak maaf, ini pesananya, chocolate caramel dan strawberry float"

dan terjadi lagi.

terbalik lagi.

kejadian seperti ini tidak hanya sekali terjadi, makanan atau minuman yang kita pesan penyajianya selalu terbalik. strawberry float yang seharusnya berada di depan Mas, malah justru di letakkan di depan saya. dan chocolate caramel yang seharusnya berada di depan saya malah justru di letakkan di depan Mas.

sembari tertawa saya membalik gelas yang ada di depan kita berdua.

pyaaaaaarrrrrr!!!!

gelas berkaki itu jatuh berkeping keping di lantai, tidak sengaja saya menjatuhkanya.

dan terjadi lagi.

saya ceroboh, suka merusak benda benda di sekitar saya tanpa sadar. saya akui ini memang kekurangan saya, yang tidak tau sampai sekaramg belum saya temukan obatnya. huhuuuu.....

dengan telaten Mas mengambil satu persatu gelas kaca yang pecah.

"sudah dek... biar Mas aja yang bersihkan. sudah nggak papa...."

lagi lagi saya kecewa sama diri sendiri. kenapa bisa ceroboh seperti itu. sedih rasanya.

tidak lama kemudian. pramusaji mendatangi meja kami dan membantu untuk membersihkanya.

"Mas... maaf yaa mas.. udah mecahin gelasnya..."

lagi lagi saya mengacaukan suasananya, tapi hebatnya Mas slalu bisa membuat saya lupa sama kesedihan saya.

"Sudaaaaah... jangan merasa bersalah gitu... nggak papa... masih gelas aja kok yang di pecahin... asal jangan hatiku aja yaa dek yang kamu pecahin..."

"huuuuuuuuu GOOOMBAAAL..... semoga aja ya mas nggak berubah sampai tua nanti"  mendadak pipi saya memerah.

***

tertawa bersama. menertawakan kejadian-kejadian lucu bersama. membagikan kisah kisah kehidupan yang sudah lalu, bertukar pikiran tentang pekerjaan, seakan menjadi topik yang menyenangkan yang selalu kita bahas.  tetapi ada satu yang agak sedikit saya tidak sukai. kita berdua masih seperti anak kekinian yang terkadang asik sendiri dengan gedget masing-masing.

"sms dari siapa sih mas?"

"dari ibu dek"

"ooooo.."

"nggak percaya ya?"

"percaya kok"

"ini.... loo... liat sendiri"

dengan santai memberikan handphone nya ke arah saya.

Komunikasi yang baik juga dijalin Mas dengan ibunya, Mas terlihat sangat sayang tidak hanya dengan ibunya tetapi juga dengan keluarganya. yang saya tau, Mas adalah sosok yang mau berjuang demi keluarganya. bayangkan jika nantinya saya yang akan menjadi istrinya dan melahirkan anak-anaknya, pasti Mas juga akan berjuang untuk yang terbaik demi kita nantinya.

***

percakapan yang terus mengalir begitu saja, hingga tiba tiba sampai pada muara yang sedikit serius.

"tadi siang teman teman kerja Mas membicarakan topik pernikahan, katanya persiapan menuju pernikahan itu banyak sekali godaanya, bisa bermacam-macam bentuknya."

saya menyimak dengan hati deg-degan tapi penasaran.

"ada yang hatinya di bikin ragu, ada yang ragu karena seseorang yang di masa lalu datang kembali, ada yang orang tuanya tidak setuju, bahkan ada yang karena hal sepele undangan yang sudah di cetak jadi sia sia"

menelan ludah tidak percaya.

hening sejenak.

kemudian Mas melanjutkan. dengan bercerita secara detail pengalaman pengalaman teman teman kantornya. mulai dari si A yang tidak jadi menikah karena tidak di restui orang tuanya dan di guna guna agar tidak mau menikah dengan pemuda pilihanya. sampai ke si B yang hanyak karena salah SMS sang wanita dengan gampangnya memutuskan untuk menyudahi hubunganya padahal undangan sudah di sebar dan hari pernikahan tinggal seminggu lagi.

aapa yang saya katakan ?

tidak ada.

hanya diam mendengarkan.

"Dek... kamu yakin kan sama Mas ?"

tatapanya yang biasanya manja seperti kucing anggora seketika berubah seperti raja hutan yang hendak mengarahkan singa singa lainya untuk mulai pemburuanya.

apa yang saya jawab ?

tidak ada.

hanya diam menunggu kata yang tepat muncul.

tidak sempat menjawab, Mas pun melanjutkan perkataanya.

"kita berdua kan sudah pernah mengikut seminar pra-Nikah dek, kamu tau kan salah satu  modal paling penting untuk menjalankan pernikahan ?

apa yang saya ingat ?

tidak ada.

berusaha mengingat kembali materi tempo hari yang saya dapatkan di seminar, tapi entah kenapa tidak ada satupun memory yang lewat.

"Keyakinan dek..."

menghela nafas sejenak. ooooo yaaa keyakinan....

 masih diam dan menunggu.

"jika ada keyakinan di dalam hatimu bahwa kita kelak bisa membangun rumah tangga yang seperti kita inginkan. menjalankan visi dan misi rumah tangga yang sudah kita susun kemarin, melaksanakan agenda-agenda keluarga yang kita cita-citakan bersama, membesarkan anak yang banyak seperti yang kamu mau. dan menua bersama. maka ombak atau badai apapun yang ada di depan kita nantinya, pasti akan bisa kita hadapi bersama sama."

masih terdiam.

tidak percaya dia bisa se-keren ini.

bahagia. pastinya.

sengaja diam.

agar Mas melanjutkan gombalanya yang berkelas ini.

"aku sadar dek, aku ini hanya manusia biasa yang tidak sepantasnya menjanjikan apa-apa. karena aku yakin rencana Tuhan pastilah lebih indah. tetapi jika aku harus memohon dan berdoa. aku  selalu menyebutkan namamu di setiap doaku. dan sekarang aku memohon kepadamu untuk bisa yakin kepada setiap doa yang aku panjatkan. dulu, sekarang, nanti dan selamanya aku ingin selalu namamu yang ada di dalam doa-doaku."

terharu..........

tidak pernah saya rasakan perasaan seperti ini. mungkin sebagian dari kalian menilai ini hanya rayuan biasa. tapi bagiku yang sudah terbiasa membuktikan perkataanya ini adalah hal yang tidak biasa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar