Rabu, 30 Agustus 2017

Selamat bertambah usia imamku ❤

Aku dan kau adalah dua orang yang saling jatuh cinta. Sepakat menjalani hubungan cinta, kita berdua yakin bahwa kisah ini kelak akan berujung bahagia dan indah pada akhirnya.

Sejak awal kita pacaran hingga menjalani kebersamaan selama berbulan-bulan, kesungguhan untuk mempersuntingku selalu saja kau utarakan. Katamu,

“Aku tak berharap hubungan yang sementara. Aku mau kau jadi pendamping hidupku untuk selamanya.”

Hati wanita mana yang tak tersentuh mendengarnya. Tatapanmu yang meyakinkan dan semua kebaikan yang selama ini kau tunjukkan, membuatku tak habis-habis mengucap syukur pada Tuhan untuk sebuah pertemuan yang dahulu pernah Ia takdirkan.

Kau adalah harapan yang menemukan jawaban. Aku bersyukur karena doa-doa yang dipanjatkan siang malam akhirnya dikabulkan Tuhan.

akhirnya aku menemukanmu sebagai pendampingku yang sah.

Saat masih berpacaran denganmu, sering gundah datang dalam hati. Rindu ingin bertemu tapi tak bisa begitu saja memelukmu. Ketika ibu membuatkan hidangan ringan untuk ayah, aku pun berharap bisa melakukan hal yang sama untukmu.

Akhirnya, Tuhan mendengar harapku. Segala keinginan sederhana tentang kita kini bisa menjadi nyata. Aku dan kau tinggal satu atap bersama. Makan di meja yang sama, bahkan tidur satu ranjang berdua.

Bagiku, menikah denganmu seperti sedang bermimpi. Memilikimu yang kini mendampingi hari-hari, jadi salah satu yang tak henti-henti aku syukuri.

Ketulusanmu memang bukan sekadar kata-kata. Layaknya suami siaga, kau selalu berusaha memberikan segala yang terbaik yang kau bisa. suami yang bertanggungjawab dan menjadi teladanku.

Saat kata “sah” dari penghulu terucap, aku bahagia melihat raut wajahmu yang seketika lega. Mimik tegang saat mengucap akad nikah itu sekelebat berganti wajah bahagia. Aku pun merasakan yang sama, Sayang. Kita memang sama-sama menanti hari dimana semua proses pacaran ini bermuara.

Meski segalanya telah kau persiapkan dengan baik sebagai upayamu memantaskan diri, aku menyadari jika banyak hal yang harus kau tanggung kelak. Perkara memenuhi kebutuhan rumah tangga, menjadi pemimpin keluarga, dan contoh baik bagi anak-anakmu setelah kelak mereka terlahir ke dunia.

Tapi aku bersyukur kau bukan orang yang mudah menyerah. Kau bukan orang yang mudah mengeluh untuk melakukan semuanya demi kita. Tak henti aku berdoa, agar kau tetap kuat menjalani tugasmu sebagai kepala keluarga.

Tak sekadar perkara dunia yang jadi perhatianmu. Kau pun terus memperbaiki diri demi jadi imam terbaik bagi istri dan anak-anakmu.

mengerjakan kewajiban bersama-sama terasa lebih ringan.
Tak hanya dunia yang kau kejar, target surga bahkan tak kalah kau perjuangkan. Sebagai suami, kau juga ingin menuntaskan niatanmu untuk bisa menjadi imam yang baik untukku dan keluarga kecil kita.

Bagaimana bisa aku tak mengucap syukur atas nikmat tak terkira yang Tuhan berikan. Saat kau membuka kedua matamu di pagi hari, dalam hati aku berkata:

“Terima kasih Tuhan untuk pendamping hidup yang kau titipkan. Lindungi dirinya agar dia bisa selalu membimbingku pada kebaikan.”

Kau adalah sosok laki-laki baik yang mampu menjaga prinsipmu. Selain mencukupkan segala yang keluargamu butuhkan, perkara kehidupan setelah mati juga terus kau perjuangkan. Aku pun hanya bisa berdoa, semoga Tuhan memberikan ganjaran yang tak berbatas untukmu, Sayang.

Suamiku, terima kasih untuk cinta dan kasih sayang yang kau beri. Harapanku semoga kita bisa bersama hingga maut memisahkan nanti.

terimakasih atas segala yang telah kau beri untuk keluarga kita.
Terima kasih telah bersedia menjadi pelengkap dalam hidupku. Menutupi segala kekuranganku dengan segala kelebihanmu. Terima kasih telah membuatku merasa menjadi wanita yang paling beruntung di dunia. Kau yang tak banyak menuntut dan mau menerima segala kekurangan yang kupunya.

Sayang, mungkin kau tak pernah tahu bahwa di setiap sembahyangku selalu ada namamu yang kusebut.

Selamat bertambah usia imamku.
Doaku semoga kau selalu sehat dan bahagia. Semoga kau diberi umur panjang agar bisa terus mendampingiku. Dan semoga aku selalu merasakan bahagia yang sama saat bersamamu.

Dari aku, istri yang bersyukur bisa jadi pendampingmu.

Kamis, 24 Agustus 2017

Kick terus nak!

Makin deket ketemu kamu kok makin ndak bisa bobo ya ibu?

Mungkin di ajarin dulu begadang biar besok besok waktu ada kamu ga kaget klo musti bangun berkali kali ngasih asi.

Btw,
Maaf ya nak.
Ibu kayaknya belom bisa maksimal jadi ibu. Masih sering lupa minum susu sama vitamin. Kadang masih curi curi waktu bobo pagi sampe siang karena malemnya ga bisa bobo.

Dalam semua keterbatasan yang ibu punya. ibu cuma andalin doa sama naluri seorang ibu.
Ibu yakin Allah akan mengajarkan kita berdua untuk bisa survive sampai waktu kelahiranmu tiba.

Dan nggak terasa ya nak udah 9 bulan aja kamu di perut ibu. Tetep lincah nendangnya ya jagoanku. Yang pinter ya nak nyari jalan keluarnya nanti. Bantu ibu ya nak buat ketemu sama kamu.

Sekarang biarin ibu sejenak menikmati gerakan gerakan kamu di dalem perut yang pasti bakal ibu kangenin di saat kamu sudah mulai ngerengek rengek minta ini itu.

Surga yang di rindukan

Banyak banget akhir akhir ini berita tentang poligami.
Kata kamu itu akibat film surga yang tak di rindukan.

Surga yang tak di rindukan.

Kok bisa ada surga yang tak di rindukan?
Setiap manusia yang hidup di dunia sewajarnya pasti merindukan surga.
Ya iya dongs siapa coba yang merindukan neraka. -_-

Istrimu itu memang ga pinter pinter amat soal agama.
Tapi juga ga bego bego amat.

se enggak enggak nya istrimu tau sesuatu hal.

Dulu surga itu ada di telapak kaki ibunya.

Hingga kemudian.

Di iringi tangisan ridho kedua orang tuanya yang mendidiknya dari kecil dari ga tau apa apa sampai punya cita cita jadi ibu dan istri yang baik buat anak anaknya dan suaminya kelak. dan dengan banyaknya memori yang telah kalian berdua lalui. perih dan tawa yang nggak bisa di ungkapin kalo sekedar pake kata kata.

Hingga akhirnya.

sekarang surga itu ada di telapak kaki mu.

Banyak jalan menuju surga.
Bisa saja meraihnya dengan berpoligami.
Dan tentu.
Bisa saja dengan membahagiakan dirimu dengan satu istri.

Para suami yang bijak.
Hayo coba tebak yang mana surga yang istri cantikmu rindukan?

Rabu, 23 Agustus 2017

Tangisan kebahagiaan

Anakku sayang...

Sebentar lagi kamu akan lahir di dunia ini.
Banyak yang percaya kenapa bayi menangis di saat ia di lahirkan itu karena takut sama kehidupan dunia yang kejam.

Menangislah sepuasmu nak.
Nanti ibu nggak bakal ngelarang kamu menangis.

Jangan takut anakku.
Ibu dan bapak yang sudah hidup di 25 tahun di dunia ini saja, masih bisa menangis menyambut kehadiranmu.

Tenanglah anakku.
Dulu ibu sana bapak juga seperti kamu.
Namun seiring berjalanya waktu.
Ibu sama bapak jadi tau.
Dunia nggak sekejam yang di bayangkan.
Ibu dan bapak di temani 4 orang malaikat yang juga menyambutmu dengan tangisan.
Kamu nanti bisa panggil mereka dengan sebutan kakung, uti, nenek, dan kakek.

Kami semua mencintamu ❤

Berjuanglah nak!

Nak nanti klo udah gede kamu mirip bapakmu aja yah.

Banyak yang ibu pelajari dari bapak selama ini.

Dari banyak laki laki yang kesem sem sama ibu. Cuma bapak yang bisa naklukin hati ibu nak. Hebat kan bapak mu.

Nanti klo kamu sudah gede kamu bakal tau rasanya berjuang. Nggak usah jauh jauh belajar tentang itu. Tiap hari bapakmu berjuang cari nafkah yang halal buat kita.

Liat itu baju kerja bapakmu tiap pulang kerja pasti banyak lumpurnya dan bau oli. Bisa bayangkan kan gimana kerja kerasnya bapak selama ini.

So sweet nya bapak mu nak. Tiap ibu mau cuciin baju kerja nya pasti ndak di bolehin. Bapak ndak tega ibu kecapekan nyuci baju yang kotor dan bau. Selain itu bapakmu tau klo ibu yang nyuci pasti ga sebersih bapak hehehe.

Ibu akan slalu ngingetin kamu tentang ini nak. Karena kamu adalah seorang lelaki. Di kehidupanmu nanti pasti kamu temui banyak rintangan. Setiap anak di lahirkan dengan takdir yang berbeda beda status sosialnya.

Tetaplah selalu bersyukur dengan cara selalu berjuang untuk sesuatu yang kamu anggap benar. Mulailah belajar berjuang untuk dirimu sendiri. Sebelum nanti kamu akan berjuang demi sesuatu yang lebih penting dari dirimu sendiri. Yaitu cinta. Keluarga.

Berubahnya sebuah senyuman

Dulu waktu kecil bahagia itu bisa terbebas dari kewajiban tidur siang dan bisa maen sepuas nya di siang bolong.
Eh udah gede gini ngerasa tidur siang itu hal yang paling berharga di saat kita musti berjibaku sama hiruk pikuk kerjaan.

Yup! Bahagia itu relatif.

Tapi yang perlu di inget kebahagiaan itu kalo di lihat dari sudut mana aja tetep nyenengin. Nah karena kita bisa melihat kebahagiaan itu dari sudut mana aja. makanya bahagia itu jadi relatif. Tergantung sama mata kita mau lihat nggak kebagahagiaan yang ada di depan mata.

Kalo di pikir pikir kesedihan juga ada sisi bahagia nya. Bahagia aja masih di kasih sedih. Horeee kita masih manusia normal yang punya perasaan.

Sama seperti tidur siang. Kita pasti harus belajar dari penyesalan nggak tidur siang waktu kecil. Ternyata di balik tidur siang yang sering emak kita gembar gemborkan itu banyak manfaatnya.

Semakin dewasa sudah seyogyanya kita di beri kepercayaan untuk memilih melihat kebahagiaan kita dari sudut mana aja. Dan yang membedakan kita sama anak kecil adalah pilihan bahagia yang semakin hari semakin bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang banyak. 😊